PERSIAPAN PRA NIKAH
Menikah? Siapa Takut
Wulan  sedang bingung. Pasalnya pernikahannya hanya tinggal satu pekan lagi.  Seluruh persiapan sudah dilakukan, dari mulai mengurus surat nikah,  sampai pernak-pernik pesta perkawinan. Tapi ada yang mengganjal dalam  pikiran Wulan. Ada rasa khawatir yang tidak ia ketahui sumbernya.  Berbagai masukan dari keluarga tentang tata cara dan perlengkapan pesta  perkawinan, yang berbeda dari keinginannya juga sering membuat tensi  Wulan naik. Belum lagi, pengetahuannya tentang dunia perkawinan masih  sangat terbatas sekali, membuatnya semakin nervous menghadapi  pernikahan.
Lain lagi dengan Narti. Setelah sekian lama melajang,  akhirnya datanglah sang pangeran untuk melamarnya. Sebenarnya Narti  sudah membaca banyak buku tentang perkawinan. Ia juga memiliki banyak  teman yang sudah menikah dan memiliki anak juga yang membuat ia faham  tentang dunia pernikahan dan pernak-perniknya. Tapi ada sesuatu yang  membuatnya khawatir, sanggupkah ia menjadi isteri dan ibu yang baik bagi  keluarganya. Apakah ia mampu berbagi segala hal dengan suaminya kelak,  sedangkan saat ini ia sudah terbiasa mandiri. Mengurus semuanya sendiri.  Tiba-tiba ia jadi takut menghadapi pernikahan yang sudah semakin dekat.
Banyak  orang yang bingung ketika menghadapi pernikahan. Ada yang sibuk  mempersiapkan pernak-pernik pernikahan dan pesta pernikahan, tetapi lupa  mempersiapkan ilmu, mental dan spiritual dalam menjalaninya. Meskipun  setiap orang tahu bahwa pernikahan adalah ibadah, menggenapkan setengah  agama, tetapi karena kesibukan persiapan perlengkapan nikah dan pestanya  sering membuat nuansa ibadah dalam pernikahan tersebut terlupakan.
Ada  beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu  persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam  menghadapi pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta  persiapan fisik sebelum menikah.
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan
Hal  yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa  kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan  isteri insya Allah akan melanggengkan pernikahan.
Banyak orang  yang menikah hanya karena cinta, atau mengikuti tradisi masyarakat. Bisa  juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi masih belum juga menuju  pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas.  Bisa juga menjadi sangat rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan  akhirnya hancur ketika badai rumah tangga datang menerjang.
Sebagai  muslim yang memiliki rujukan hidup yang jelas, tentu kita tahu bahwa  menikah itu karena ibadah. Visi pernikahan dalam Islam adalah menimba  banyak pahala melalui aktivitas berumah tangga. Menjauhkan diri dan  keluarga dari api neraka, dan akhirnya berusaha meraih kebahagiaan di  dunia dan di akhirat. Bila seseorang memiki visi seperti ini insya Allah  hari-hari yang dilaluinya setelah menikah akan berusaha dihadapi sesuai  dengan hukum-hukum Islam.
Ilmu yang lain yang harus diketahui  adalah tentang hukum-hukum pernikahan. Seperti tentang rukun nikah,  yaitu mempelai pria dan wanita, dua orang saksi, wali dari pihak  perempuan dan ijab kabul. Bila sudah terpenuhi semuanya, insya Allah  pernikahan menjadi sah secara agama.
Lalu kewajiban memberi mahar  sesuai yang diminta oleh pihak wanita. Lalu masalah walimatul ursy  (pesta pernikahan). Tradisi-tradisi daerah bukanlah hal yang wajib untuk  dilakukan. Bahkan sebisa mungkin dihindari tradisi yang bertentangan  dengan aqidah Islam. Lalu juga mempermudah semua proses pernikahan  adalah lebih utama. Juga menyederhanakan pesta pernikahan, tidak  bermewah-mewah lebih baik dalam pandangan Islam.
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
Pernikahan  adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa  sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang  berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya  terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk  berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang  mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan  perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar  emosi negatif tidak mewarnai rumah tangga kita.
Di dalam  pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk memenuhi hak  dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga tidak  hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi berusaha untuk lebih dulu  memenuhi kewajibannya.
Pernikahan merupakan perwujudan dari tim  kehidupan kita untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh  karena itu kerja sama, saling mendukung dalam segala hal sangat  diperlukan. Termasuk dalam pendidikan anak. Pernikahan juga merupakan  sarana untuk terus menerus belajar tentang kehidupan. Ketika memasuki  dunia perkawinan seseorang belajar untuk menjadi bagian dari tim  kehidupan. Ketika memiliki anak seseorang belajar untuk mendidik anak  dengan cara yang baik. Tidak jarang juga orang tua perlu memaksa diri  untuk merubah kebiasaan-kebiasaan buruknya agar tidak ditiru oleh anak.  Ketika anak-anak menjelang dewasa orang tua belajar untuk menjadikan  anak-anaknya sebagai teman, sebagai bagian dari tim kehidupan yang aktif  menggerakkan roda kehidupan, dan seterusnya.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
Menikah  itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam  pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai  pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari  nuansa penghambaan diri kepada Allah. Sebelum menikah peningkatan  kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah  untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi  penyejuk mata.
Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat  menjaga dien kita juga perlu dilakukan. Membaca buku-buku tentang  keutamaan pernikahan juga perlu dilakukan untuk menguatkan niat kita  dalam menikah.
Ketika pinangan datang, ibadah semakin  dikencangkan. Terus memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik  sebagai pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita membersihkan hati agar  niat ibadah dalam pernikahan ini tidak menyimpang. Juga menjaga kesucian  hubungan kita dengan calon suami sampai datangnya waktu pernikahan  sangat diperlukan, agar tidak terjatuh dalam godaan setan.
Masa-masa antara meminang dan pernikahan ini sebaiknya dipersingkat agar kebersihan niat dan hubungan kedua insan bisa terjaga.
4. Persiapan Fisik
Yang  terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk  memasuki dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan  cara kerjanya sangat penting bagi kita.
Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah.
Selain  itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag  yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan  sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan.
Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.
@from Kajian Muslimah

 
7 komentar:
bikin pengen tok!!!
tnggu undangan'q y. heeee
seap.....
nyetak brp ribu undangan bu???
kamu dh siapp..
hmmm lumayan ribet jg yavh persiapannya...hehe...
wah mksh ni, jd mkin siap.. hehehehe
naruto@ insyaallah...
isti@ bgtulah..tp jgn dbkin ribet
nova@alhamdulillah.....kpn?? hehehe
Posting Komentar